24 November 2008

Jangan Asal pilih Proteksi

“ Asuransi ini memberikan uang petanggungan sampai dengan 100 juta pak, dan perlindungannya berlaku sampai dengan Anda berusia 99 tahun”

(sedikit penggalan kalimat dari percakapan saya dengan agen asuransi yang menawarkan produknya kepada saya)

Memiliki proteksi adalah salah satu kelengkapan mutlak dalam perencanaan keuangan. Rencana investasi yang sudah sempurna tidak akan lengkap tanpa adanya proteksi.

Sebab adalah sia-sia suatu investasi bila ternyata setelah susah payah,hasil investasi yang diperoleh habis untuk menutupi segala risiko yang terjadi pada kita.

Apapun yang menjadi pilihan, baik itu berupa proteks yang murni atau proteksi dengan tambahan investasi, keduanya tidak menjadi masalah karena keduanya memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri (kita tidak akan membehasnya saat ini).Namun demikian, dalam mengambil proteksi kita juga jangan sampai salah, Percuma Anda mengantisipasi risiko dengan proteksi bila ternyata proteksi yang didapat tidak berguna saat dibutuhkan. Untuk itu, saran kecil ini mungkin bisa dijadikan dasar agar tidak asal memilih asuransi.

¨ Pilih sesuai kebutuhan

Ini adalah saran awal dalam mengambil proteksi. Kayanya kalimat ini sangat mudah, karena pasti semua orang butuh proteksi atau perlindungan. Namun apakah benar tidak ada yang salah dalam memutuskan mengambil asuransi?

Seorang ibu memutuskan untuk mengambil asuransi kesehatan untuk suaminya yang memang menjadi tulang punggung utama di keluarga sebagai sumber nafkah. Kalau kita hanya baca sekilas, sepertinya tidak ada yang salah dengan pilihan si ibu. Tapi coba kita bahas lagi lebih dalam. Apakah proteksi yang dipilih si Ibu sudah sesuai dengan kebutuhan? Apa artinya? begini, proteksi memang benar melindungi,tapi ini bisa diterima bila si penerima manfaat memang tidak memiliki proteksi dari tempat lain. Jadi kalau misalnya si Bapak mendapatkan proteksi dari kantornya, maka yang dilakukan si Ibu adalah suatu kesalahan karena risiko yang diterima si bapak telah tercover oleh perusahaan tempatnya bernaung dan pihak asuransi tidak akan mau menanggung risiko itu lagi. Jadi kalau si Ibu mau membuat asuransi untuk si Bapak, mungkin dia tidak mengambil proteksi dengan skim penggantian, tapi dengan skim santunan karena skim santunan bersifat seperti membantu bukan memindahkan risiko.

Banyak orang juga salah mengambil asuransi kerugian. Beberapa orang mengambil asuransi hanya berdasarkan kemauan si penjual atau agen bukan kebutuhannya. Misalnya asuransi kerugian untuk rumah. Biasanya si agen tidak hanya menjual asuransi kebakaran tapi juga tambahan lainnya misalnya risiko kebanjiran. Beberapa dari kita tidak sadar apakah itu kita butuhkan atau tidak. Bila tempat tinggal kita terletak cukup tinggi dan sejarah membuktikan bahwa lokasi tersebut sangat kecil kemungkinan untuk terkena banjir, tambahan klausa risiko banjir tidak perlu diambil.

¨ Perhitungkan untuk yang ditinggalkan bukan untuk Anda

Seorang peserta seminar pernah bertanya apakah dirinya sebagai seorang bujangan perlu untuk mengambil asuransi jiwa. Asuransi dibentuk sebagai sarana peralihan risiko kepada perusahaan penyedia jasa perlindungan dalam hal ini pihak asuransi bila terjadi risiko atas nama si klien. Kalau berbicara asuransi jiwa, maka yang menerima manfaat atas perlindungan jiwa bukanlan klien yang namanya tercantum pada polis, tapi pewaris atau penerima manfaat atas risiko tersebut. Jadi kalau Anda bertanya apakah seorang bujangan butuh asuransi? Tentu jawabannya tergantung apakah si bujangan tadi memiliki tanggungan atau tidak. Bila si bujangan sehari-harinya menjadi tumpuan hidup bagi keluarganya dalam hal ini mungkin ayah, ibu dan adik atau kakaknya, maka dia memamg butuh yang namanya asuransi jiwa. Tapi kalau dia sehari-harinya tidak menjadi tangungan keluaganya, maka asuransi jiwa tidak dibutuhkan oleh mereka yang bujangan.

Demikian juga untuk anak-anak. Ada beberapa keluarga membuatkan asuransi jiwa untuk anaknya. Kalau dibilang salah sih tidak, tapi tidak tepat. Karena seperti juga bujangan, anak-anak tersebut secara ekonomi bisa dikatakan tidak memiliki nilai ekonomii karena bila si anak tidak ada, ekonomi yang ditinggalkan tidak akan mengalami masalah. Jadi untuk si anak, daripada asuransi jiwa, mungkin lebih baik ambil asuransi kesehatan atau pendidikan.

Berapa angka pertanggungannya? Tentunya harus diperhitungkan berapa besar kebutuhan keluarga yang ditinggalkan. Usahakan agar bisa memenuhi kebutuhan bulanan mereka seperti saat si penanggung tersebut masih ada.

¨ Sesuaikan dengan jamannya

Ini juga yang sering salah. Banyak orang mengambil asuransi hanya sekali dan kemudian sudah merasa asuransi itu sudah cukup. Seperti cerita di awal,uang pertanggungan Rp.100 juta memang saat ini banyak dan cukup. Tapi bagaimana bila risiko terjadi bukan saat ini tapi 20 tahun ke depan? Apa jadinya dengan uang 100 juta tadi? Anda pasti bisa menjawabnya.

Jadi dalam mengambil asuransi harus diperhitungkan dengan benar. Sesuaikan dengan jamannya dan selalu dilakukan evaluasi apakah nilai pertanggungan tersebut mencukupi atau tidak kelak bila terjadi risiko. Mungkin anda akan bertanya apakah saya berarti harus mengamlbil asuransi besok-besok saja, dan bukan sekarang ? salah. Karena risiko tidak bisa kita duga maka makin cepat diambil akan makin baik. Kalau tidak cukup ? nah ini yang mungkin tidak kita mengerti, seharusnya asuransi memang diambil secara berkesinambungan misalnya saat ini di ambil, bisa jadi 3 tahun ke depan Anda akan mengambil lagi untuk menambah nilai uang petanggungan yang sudah Anda ambil 3 tahun lalu karena nilainya sudah tidak sesuai lagi. Jadi jangan heran kalau orang punya beberapa polis asransi, bukan karena tidak mengerti, tapi bisa jadi karena mereka harus menyesuaikan dengan jamannya.

Kesimpulan

Proteksi adalah bagian dari perencanaan keuangan, rencana yang baik tetap saja akan menjadi suatu kesia-siaan bila tidak ada proteksi yang menjamin kelangsungan rencana tersebut bisa tetap jalan sesuai tujuan yang ingin dicapai. Tapi proteksi yang diambil juga

Tidak ada komentar:

Mengenai Koki