30 Juli 2009

Obesitas di Keuangan


Ternyata keuangan dan kesehatan bisa klop kok :)






Kepada Bapak Eko Endarto di Natura

Perkenalkan nama saya Rivai di Depok Jakarta.
Saya berusia 42 tahun dan bekerja sebagai seorang dokter spesialis di Jakarta. Istri saya juga bekerja sebagai dokter, dan bisa dikatakan penghasilan kami lebih dari cukup sehingga memungkinkan kami untuk bisa berinvestasi.
Investasi kami beragam, namun saya bisa katakan sebagian besar di property seperti 2 buah ruko, tanah di beberapa lokasi baik Jakarta maupun luar Jakarta, Apartemen di Jakarta dan Bandung dan tentu saja beberapa buah rumah.
Semuanya kami tujukan untuk investasi kami, bagaimana menurut Bapak, sudah baguskan investasi yang kami lakukan ? terus terang kami lebih yakin invest di produk yang berbentuk dan pasti naik seperti property dan tentu saja peningkatannya juga tinggi.

Rivai – Depok


Dr Rivai di Depok.
Senang sekali bisa mengenal Anda. Dan tentu saja sangat bangga dengan kepercayaan Anda untuk mendiskusikan dan saling berbagi masalah keuangan di majalah Natura.
Berinvestasi adalah biaya yang kita keluarkan saat ini untuk pengeluaran di waktu yang akan datang. Jadi kita bersakit dulu dan bersenang kemudian.
Salah satu syarat yang harus dipenuhi, tentunya adalah investasi tadi seharusnya bisa untuk memenuhi kebutuhan kita di masa depan tadi. Dan hal ini sangat tergantung pada tujuannya, profil risiko kita dan produk yang tepat yang kita pilih.
Namun kadang kala orang kurang teliti dalam melakukan investasi. Hasil yang tinggi dan risiko yang rendah menjadi pertimbangan utama. Ini benar tapi sekali lagi belum tepat. Sebab selain hasil dan risiko ada pertimbangan likuiditas yang juga harus menjadi perhatian. sebab akan sangat tidak bermanfaat bila investasi yang kita lakukan, ternyata sangat sulit untuk di uangkan kembali.
Nah hal ini sebaiknya juga menjadi perhatian Dr Rivai. Punya banyak produk property sangat bagus karena risikonya rendah dan hasilnya hampir bisa dipastikan naik. Tapi bagaimana dengan likuiditasnya ? wah produk ini likuiditasnya termasuk yang rendah artinya cukup sulit dicairkan. Property di depan rumah saya, sudah lebih dari 6 bulan belum ada yang melihat atau menawar. Jadi pasti akan bermasalah sekali kalau misalnya Anda ternyata membutuhkan dana cukup cepat.
Jadi saran saya, sebaiknya coba Anda lakukan differensiasi produk investasi Anda. Mungkin sudah saatnya Anda mengurangi atau tidak lagi menambah produk property. Kalau Anda sangat cocok dengan produk yang memiliki bentuk fisik, coba Anda kombinasikan property Anda dengan produk emas. Produk ini jauh lebih likuid dibanding property dengan hasil yang tidak kalah.
Dengan demikian, Anda memiliki produk yang cukup beragam tingkat likuiditasnya. Tapi sekali lagi, pastikan sesuai dengan tujuan Anda. Walaupun likuid, emas sebaiknya jangan ditujukan untuk tujuan investasi di bawah 2 tahun. Ini sekedar saran ya Pak Rivai.
Seperti tema kita saat ini, badan yang gemuk banyak orang mengatakan sebagai simbol kesehatan. Tapi harus kita perhatikan juga, gemuk tersebut termasuk obesitas atau tidak, karena semua yang berlebih tidak lagi menjadi baik tapi bisa menjadi buruk.
Sama seperti investasi, berinvestasi di property bagus. Tapi bila property itu kebanyakan, saya yakin itu bisa jadi bencana pula. Sebab banyak orang yang dananya mandeg di property sehingga mereka harus berutang untuk kebutuhan hidupnya. Dan hal ini cukup membahayakan.

-e-

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Sore ini saya belajar dari obesitas, ternyata investasi yang terlalu gemuk nggak bagus yaa...
Makasih ya Mas

Mengenai Koki